Sinopsis Novel Salah Asuhan

0 komentar
Sinopsis Novel Salah Asuhan
Hanafi, laki-laki muda asli Minangkabau, berpendidikan tinggi dan berpandangan kebarat-baratan. Bahkan ia cenderung memandang rendah bangsanya sendiri. Dari kecil Hanafi berteman dengan Corrie du Bussee, gadis Indo-Belanda yang amat cantik parasnya. Karena selalu bersama-sama mereka pun saling mencintai. Tapi cinta mereka tidak dapat disatukan karena perbadaan bangsa. Jika orang Bumiputera menikah dengan keturunan Belanda maka mereka akan dijauhi oleh para sahabatnya dan orang lain. Untuk itu Corrie pun meninggalkan Minangkabau dan pergi ke Betawi. Perpindahan itu sengaja ia lakukan untuk menghindar dari Hanafi dan sekaligus untuk meneruskan sekolahnya.
Akhirnya ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah. Rapiah adalah sepupu Hanafi, gadis Minangkabau sederhana yang berperangai halus, taat pada tradisi dan adatnya. Ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah yaitu untuk membalas budi pada ayah Rapiah yang telah membantu membiayai sekolah Hanafi. Awalnya Hanafi tidak mau karena cintanya hanya untuk Corrie saja. Tapi dengan bujukan ibunya walaupun terpaksa ia menikah juga dengan Rapiah. Karena Hanafi tidak mencintai Rapiah, di rumah Rapiah hanya diperlakukan seperti babu, mungkin Hanafi menganggap bahwa Rapiah itu seperti tidak ada apabila banyak temannya orang Belanda yang datang ke rumahnya. Hanafi dan Rapiah dikarunia seorang anak laki-laki yaitu Syafei.
Suatu hari Hanafi digigit anjing gila, maka dia harus berobat ke Betawi agar sembuh. Di Betawi Hanafi dipertemukan kembali dengan Corrie. Disana, Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih tetapi walaupun Hanafi seperti itu Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan Ibu Hanafi. Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, sampai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi. Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang. Corrie sakit Kholera dan meninggal dunia. Hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui ibunya, disna Hanafi hanya diam saja. Seakan-akan hidupnya sudah tidak ada artinya lagi. Hanafi sakit, kata dokter ia minum sublimat (racun) untuk mengakiri hidupnya, dan akhirnya dia meninggal dunia.
Unsur Intrinsik
1.      Tema
Adapun tema yang terkandung dalam novel Salah Asuhan adalah perbedaan adat istiadat.
2.      Alur
Alur yang digunakan dalam novel Salah Asuhan adalah alur maju karna pengarang menceritakan kisahnya kemasa selanjutnya.
3.       Pusat Pengisahan/Sudut Pandang
Dalam novel Salah Asuhan, pengarang bertindak sebagai orang ketiga yaitu menceritakan kehidupan tokoh-tokoh pada novel.
4.       Latar/setting
Latar atau tempat terjadinya yaitu :
1) Lapangan tennis.
“Tempat bermain tennis, yang dilindungi oleh pohon-pohon kelepa disekitarnya, masih sunyi” (hal.1, paragraf 1)
2) Minangkabau
“Sesungguhnya ibunya orang kampung, dan selamanya tinggal di kampung saja, tapi sebabkasihan kepada anak, ditinggalkannyalah rumah gedang di Koto Anau, dan tinggallah ia bersma-sama dengan Hanafi di Solok.” (halaman 23, paragraf 3)
“Maka tiadalah ia segan-segan mengeluarkan uang buat mengisi rumah sewaan di Solok itu secara yang dikehendaki oleh anaknya.” (halaman 23, paragraf 4)
3) Betawi
“Dari kecil Hanafi sudah di sekolahkan di Betawi”(hal.23, paragraph 1)
“Sekarang kita ambil jalan Gunung Sari, Jembatan Merah Jakarta, Corrie!” (halaman 103, Paragraf 2)
4) Semarang
“Pada keesokan harinya Hanafi sudah dating pula ke rumah tumpangan itu, dan bukan buatan sedih hatinya, demikian mendengar bahwa Corrie sudah berangkat. Seketika itu ia berkata hendak menurutkan ke Semarang.” (halaman 186, paragraf 8)
5) Surabaya
“Di Surabaya mereka menumpang semalam di suatu pension kecil,mengaku nama Tuan dan Nona Han.” (halaman 144, paragraf 1)
5. Tokoh
1) Hanafi, wataknya keras kepala, kasar
a) keras kapala
“Memang….kasihan! Ah ibuku…aku pengecut tapi hidupku kosong…habis cita-cita baik…enyah!.” Halaman 259, paragraf 8)
b) kasar
“ Hai Buyung! Antarkan anak itu dahulu kebelakang!” kata Hanafi dengan suara bengis dari jauh.” (halaman 80, paragraf 2)


2) Corrie, wataknya baik, mudah bergaul
a) baik
“O, sigaret tante boleh habiskan satu dos. Sudah tentu enak, ayoh coba!” (halaman 164, paragraf 8)
b) mudah bergaul
“Oh, ruangan di jantung tuan Hanafi amat luas,” kata Corrie sambil tertawa, “buat dua tuga orang perempuan saja masih berlapang-lapang.” (halaman 7, paragraf 2)
3) Rapiah, wataknya sabar, baik
a) sabar
“Rapiah tunduk, tidak menyahut, airmatanya saja berhamburan. Syafei, dalam dukungan ibunya yang tadinya menangis keras, lalu mengganti tangisnya dengan beriba-iba. Seakan-akan tahulah anak kecil itu, bahwa ibunya yang tdak berdaya, sedang menempuh azab dunia dan menanggung aib di muka-muka orang.” (halaman 83, paragraf 4)
b) baik
“Apakah ayahmu orang baik? Uah sungguh-sungguh orang baik. Kata ibuku tidak adalah orang yang sebaik ayahku itu.” (halaman 238, paragraf 5)
4) Ibu Hanafi, wataknya sabar dan baik
a) sabar
“Astagfirullah, Hanafi! Turutilah ibumu mengucap menyebut nama Allah bagimu dan tidak akan bertutur lagi dengan sejauh itu tersesatnya” (halaman 85, paragraf 4)
b) baik
“Sekarang sudah setengah tujuh, sudah jauh terlampau waktu berbuka, Piah! Sebaik-baiknya hendaklah engkau pergi makan dahulu.” (halaman 119, paragraf 4)
5) Tuan Du Busse, wataknya tegas
“Tapi Corrie mesti bersekolah yang sepatut-patutnya” (halaman 10, paragraf 5)
6) Si Buyung, wataknya penurut
“Kau kugaji buat kesenanganku dan bukan buat bermalas-malas. Hamba disuruh kejalan.Diam! Bawa anak itu ke belakang. Angkat teh ke dapurl alu menceritakan apa yang diperintahkan kepadanya. Oleh karena gula habis’ terpaksalah ia disuruh ke toko yang tidak berapa jauh letaknya dari rumah.” (halaman 80, paragraf 2)
7) Syafei, wataknya berani
“Itulah yang kusukai, bu. Sekian musuh nanti kusembelih dengan pedangku.” (halaman 196, paragraf 8)
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalan novel Salah Asuhan ini cukup sulit untuk diartikan. Karna novel ini adalah novel lama dan dilamnya juga terdapat bahasa Belanda. Pada novel ini juga terdapat :
a) Peribahasa
“saat ini, air mukamu jerni, keningmu licin, bolehkah ibu menuturkan niatku itu, supaya tidak menjadi duri dalam daging” (halaman 25, paragraf 3)
b) Majas perbandingan (perumpamaan)
“Sesungguhnya tiadalah berdusta apabila ia berkata sakit kepala, karna sebenarnyalah kepalanya bagai dipalu” (halaman 47, paragraf 2)



7. Amanat
Adapun amanat yang terkandung dalam novel Salah Asuhan adalah :
1) Janganlah melupakan adat istiadat negeri sendiri, jikalau ada adat istiadat dari bangsa lain, boleh saja kita menerima tapi harus pandai memilih, yaitu pilihlah adat yang layak dan baik kita terima di negeri kita.
2) Jangan memaksakan suatu pernikahan yang tidak pernah diinginkan oleh pengantin tersebut, karena akhirnya akan saling menyiksa keduanya.
8. Diksi
Pemilihan kata pada novel Salah Asuhan ini cukup sulit untuk dimengerti karena banyak terdapat bahasa Belanda.


IV. Analisis Unsur Ekstrinsik
1. Latar belakang penciptaan karya sastra
Berasal dari luar diri pengarang, karena pada novel ini pengarang hanya sebagai sudut pandang orang ketiga.
2. Sejarah dan latar belakang pengarang
Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat, 3 Juli 1883 – wafat di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalah seorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah di Stovia (sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), Jakarta akan tetapi tidak tamat. Ia juga pernah menjadi anggota Volksraad yang didirikan pada tahun 1916 oleh pemerintah penjajahan Belanda.
3. Kondisi masyarakat saat karya sastra diciptakan.
Pengarang menciptakan novel ini karena berdasarkan kehidupan sosial masyarakat pada masa itu yang menceritakan seseorang yang melupakan adat istiadatnya.
V. Relevansi dengan zaman sekarang.
Dalam novel Salah Asuhan ini, banyak menceritakan tentang kedurhakaan seorang anak pada ibunya. Yang mana pada zaman sekarang ini juga banyak anak yang durhaka pada ibunya. Bahkan sampai-sampai anak tersebut disumpahi oleh ibunya. Disini juga dijelaskan bahwa adanya orang yang melupakan adat istiadatnya sendiri. Sebagaimana kita tahu bahwa remaja saat ini juga bersikap demikian.

LAPORAN KIMIA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESTIMBANGAN

0 komentar
LAPORAN KIMIA
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
 KESTIMBANGAN


Oleh
Muhammad Luthfi Mustofa (IPA 3/12)


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI JETIS BANTUL
Kertan, Sumber Agung, Jetis , Bantul

BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BLAKANG
Kesetimbangan dinamis adalah sistem kesetimbangan di mana kecepatan reaksi kanan sama dengan kcpatan reaksi kiri. Kesetimbangan dibedakan menjadi 2 yaitu, kestimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
Kesetimbangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, tekanan, dan konsentrasi. Dalam percobaan kali ini kita akan membuktikan perubahan suhu dapat mempengaruhi kesetimbangan atau tidak dan juga mengamati apa yang terjadi terhadap larutan HNO3.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang maka masalah dalam pengamatan ini adalah :
1.      Apakah terjadi perubahan warna pada gas NO2 ?
2.      Apakah suhu dapat mempengaaruhi terjadinya kesetimbangan ?


C.     TUJUAN
Pada eksperimen ini akan ditentukan pengaruh suhu terhadap sistem kesetimbangan antara gas NO2 dan N2O4.
Reaksi : 2NO2(g)                       N2O4(g)      ΔH = -58 kJ

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DASAR TEORI
Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik. Apabila dalam suatu reaksi kimia, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri maka, reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum reaksi kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai:
A  +  B  ®   C  +  D
ADA DUA MACAM SISTEM KESETIMBANGAN, YAITU :
1.
Kesetimbangan dalam sistem homogen
Kesetimbangan dalam sistem gas-gas
Contoh: 2SO2(g) + O2(g)  «   2SO3(g)
a.
Kesetimbangan dalam sistem padat gas
Contoh: CaCO3(s)  «   CaO(s) + CO2(g)
b.
Kesetimbangan sistem padat larutan
Contoh: BaSO4(s)  «   Ba2+(aq) + SO42- (aq)
c.
Kesetimbangan dalam sistem larutan padat gas
Contoh: Ca(HCO3)2(aq)   «   CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B  «   c C + d D maka:
Kc = (C)c x (D)d / (A)a x (B)b
Kc adalah konstanta kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap

BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
-
Jika zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang dimasukkan dalam, persamaan kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi zat padat adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam harga Kc itu.
Jika kesetimbangan antara zat padat dan larutan yang dimasukkan dalam perhitungan Kc hanya konsentrasi zat-zat yang larut saja.
Contoh: Zn(s) + Cu2+(aq)  «   Zn2+(aq) + Cu(s)
Kc = (Zn2+) / (CO2+)
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGGESER LETAK KESETIMBANGAN ADALAH :
a. Perubahan konsentrasi salah satu zat
b. Perubahan volume atau tekanan
c. Perubahan suhu
A. PERUBAHAN KONSENTRASI SALAH SATU ZAT
Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut.
Contoh: 2SO2(g) + O2(g)  «   2SO3(g)
- Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
- Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.


B. PERUBAHAN VOLUME ATAU TEKANAN
Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan volume (bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan berupa pergeseran kesetimbangan.
Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien Reaksi Kecil.
Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien reaksi besar.
Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak menggeser letak kesetimbangan.
Contoh: 
N2(g) + 3H2(g)  «   2NH3(g)
Koefisien reaksi di kanan = 2
Koefisien reaksi di kiri = 4
-
Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (= volume diperkecil), maka kesetimbangan akan
bergeser ke kanan.
-
Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (= volume diperbesar), maka kesetimbangan akan
bergeser ke kiri.
C. PERUBAHAN SUHU

Menurut Van’t Hoff:
-
Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm).
Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).
s
Contoh:
2NO(g) + O2(g) «  2NO2(g) ; DH = -216 kJ
-
Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
-
Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
Derajat disosiasi adalah perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-mula.





           


BAB III
METODE

A.     ALAT DAN BAHAN
1.      ALAT
·        Labu gondok 250 ml 2 buah
·        Labu gondok berlengan 250 ml
·        Statif
·        Penjepit klem
·        Klem tiga jari
·        Karet penutup labu berlubang
·        Pipet
·        Pemanas
2.      BAHAN
·        Laruta HNO3 pekat
·        Lempeng tembaga ( Cu )

B.     CARA KERJA

1.      Mengambil larutan HNO3 pekat 5ml menggunakan pipet.
2.      Mengambil tembaga ( Cu ) yang sudah disediakan
3.      Menuangkan HNO3 pekat ke dalam tabung reaksi yang di dalamnya sudah ada tembaga.
4.      Menutup tabung raksi menggunakan karet penutup dan dilapisi dengan plastik.
5.      Lihat reaksi yang terjadi dan amati perubahannya.
6.      Kemudian tabung dimasukkan dalam gelas yang berisi air es
7.      Setelah itu dimasukkan dalam suhu kamar
8.      Pengamatan yang terakhir masukkan dalam gelas yang berisi air panas (sebelumnya air dipanaskan menggunakan pemanas )
9.      Catat dalam lembar LKS.

BAB IV
PEMBAHASAN

A.     TABEL PENGAMATAN

Langkah Kerja
Kegiatan
Pengamatan
7
Gas NO2 didinginkan
Tidak berwarna
8
Gas NO2 pada suhu kamar
Coklat
9
Gas NO2 dipanaskan
Coklat pekat

B.     PEMBAHASAN
Pada fungsinya penelitian ini bertujuan untuk menambah kepemahaman siswa. Melalui penelitian ini hal-hal berupa teori yang para siswa kurang jelas dapat lebih jelas. Pada penelitian ini menggunakan beberapa bahan yaitu larutan HNO3 yang nantinya akan direaksikan dengan tembaga ( Cu ). Pertama dalam melakukan penelelitian ini adalah memprsiapkan alat dan bahan. Tapi  sebelum melakukan kita mendengarkan penjelasan dari guru sehingga kita tidak perlu bertanya lagi bagaiman cara melakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu tahap pertama adalah memasukkan tabung reaksi dalam air es, tahap ke dua dalam air biasa dan yang ketiga adalah dalam air panas. Setelah itu mmpersiapkan semuanya. Pertama tuangkan HNO3 dalam tabung reaksi yang berisi tembaga. Kemudian tutup dengan karet penutup. Setelah terjadi reaksi amati bagaiman gas terbentuk, setelah beberapa menit tabung reaksi dimasukkan dalm gelas yang berisi air es. Setelah tabung dimasukkan dalam air es yang terjadi adalah gas NO2 yang terbentuk tidak berwarna sedangakan dalam air biasa gas membentuk warna coklat seperti pada awal terjadinya reaksi. Pada tahap yang terakhir yaitu tabung reaksi dimasukkan dalam gelas yang airnya panas, gas yang terbentuk berwaran coklat pekat.






Pada reaksi ini dapat dituliskan bagaimana terjadinya
Persamaan reaksi
HNO3 (aq)          +          Cu(s)                Cu(NO3)2(aq)  + NO2(g)  +  H2O (l)         
Keterangan : HNO3 adalah larutan yang tak berwarana
                     Cu adalah solid yang berwarna coklat
            Setelah terjadi reaksi, yang terjadi adalah :
Cu(NO3)2 berwarna hijau sedangkan      NO2 berwarna coklat  dan H2O tidak mempunyai warna.
2NO2(g)                        N2O4(g)  ini adalah reaksi dimana perubahan gas dari reaksi yang terbentuk.





                                  


BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat kita simpulkan bahwa suhu sangat berpengaruh  pada kesetimbangan. Karena Meneurut asas Le Chatelier mengatakan “ bila kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (akasi) maka system itu akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pngaruh aksi tersebut”. Pengaruh suhu berhubungan dengan reaksi eksoterm dan endoterm. Jika suhu dinaikkan maka reaksi bergeser ke arah endoterm. Dan jika suhu diturunkan maka reaksi bergeser ke reaksi eksoterm.












                                      


DAFTAR PUSTAKA

LKS kimia untuk SMA/MA kelas XI semester 1


Entri Populer