LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA
HUKUM
ARCHIMEDES
disusun oleh
Vibi
Primantono (14/ XI IPA3)
SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 1 JETIS BANTUL YOGYAKARTA
2010/2011
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Kita mungkin pernah mengamati
bahwa sebuah benda yang diletakan di dalam air terasa lebih ringan dibandingkan
dengan beratnya ketika di udara. Jika benda dicelupkan dalam zat cair,
sesungguhnya berat benda itu tidak berkurang. Gaya tarik bumi kepada benda itu
besarnya tetap. Akan tetapi zat cair mengadakan yang arahnya ke atas kepada
setiap benda yang tercelup di dalamnya. Ini menyebabkan berat benda seakan-akan
berkurang. Menghitung gaya ke atas dalam zat cair sesungguhnya dapat kita
lakukan dengan menggunakan pengetahuan kita tentang tekanan di dalam zat cair Pada kesempatan ini kita akan membahas hukum archimedes
secara mendetail, karena dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak jenis
gerak yang menyerupai sistem ini. Aplikasi hukum archimedes dapat kita jumpai dalam berbagai peralatan
misalnya hidrometer , kapal laut, kapal selam, dan balon udara.
B.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana hubungan
antara massa jenis zat cair dengan gaya
ke atas?
2.
Manakah massa jenis
yang paling besar dari kedua zat cair
tersebut?
C.
Tujuan
1.
Menentukan massa jenis
zat cair berdasarkan hukum Archimedes
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Archimedes
adalah seorang ilmuwan terbesar pada zamannya. Ia lahir di kota Syracuse,
Sisilia pada tahun 287 SM dan meninggal pada tahun 212 SM. Archimedes dikenal
sebagai ahli fisika, marematika, optika dan astronomi. Ia dijuluki sebagai Bapak
Eksperimen, karena mendasarkan penemuannya pada percobaan.
Ia
menemukan hukum pada sebuah peristiwa yang disebut dengan Hukum Archimedes yang
berbunyi “jika benda dimasukkan ke dalam cairan, baik sebagian atau
seluruhnya, akan mendapatkan gaya ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan
benda itu”. Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda
dimasukkan ke dalam air tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau naik.
Dengan kata lain, berat benda seolah-olah menjadi lebih ringan. Hal ini karena
adanya gaya ke atas yang sering disebut gaya Archimedes.
Prinsip
Archimedes
Ketika
dirimu menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan
pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika dirimu menimbang batu di
udara (tidak di dalam air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil
karena ada gaya apung yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan
ketika kita mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa
lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu
atau benda yang diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi
karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias searah dengan gaya
angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun
yang diangkat di dalam air terasa lebih ringan.
Keterangan gambar :
Fpegas = gaya
pegas, w = gaya berat batu, F1 = gaya yang diberikan fluida pada
bagian atas batu, F2 = gaya yang diberikan fluida pada bagian bawah
batu, Fapung = gaya apung.
Fapung merupakan
gaya total yang diberikan fluida pada batu (Fapung = F2-F1).
Arah gaya apung (Fapung) ke atas, karena gaya yang diberikan fluida
pada bagian bawah batu (F2) lebih besar daripada gaya yang diberikan
fluida pada bagian atas batu (F1). Hal ini dikarenakan tekanan
fluida pada bagian bawah lebih besar daripada tekanan fluida pada bagian atas
batu.
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan ke dalam
fluida seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika
benda tidak berada di dalam fluida tersebut. Dirimu mungkin sulit mengangkat
sebuah batu dari atas permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan mudah
diangkat dari dasar kolam. Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Gaya apung terjadi karena adanya
perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang berbeda. Seperti yang telah gurumuda
jelaskan pada pokok bahasan Tekanan pada Fluida, tekanan fluida
bertambah terhadap kedalaman. Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar
tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida, maka
akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada bagian atas benda dan fluida
pada bagian bawah benda. Fluida yang terletak pada bagian bawah benda memiliki
tekanan yang lebih besar daripada fluida yang berada di bagian atas benda. (perhatikan
gambar di bawah).
Pada gambar
di atas, tampak sebuah benda melayang di dalam air. Fluida yang berada dibagian
bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang terletak
pada bagian atas benda. Hal ini disebabkan karena fluida yang berada di bawah
benda memiliki kedalaman yang lebih besar daripada fluida yang berada di atas
benda (h2 > h1).
Besarnya tekanan fluida pada kedalamana h2
adalah :
F2 = gaya yang
diberikan oleh fluida pada bagian bawah benda, F1 = gaya yang
diberikan oleh fluida pada bagian atas benda, A = luas permukaan benda
Selisih antara F2 dan F1 merupakan
gaya total yang diberikan oleh fluida pada benda, yang kita kenal dengan
istilah gaya apung. Besarnya gaya apung adalah :
mFg = wF = berat fluida yang memiliki volume yang sama dengan volume benda yang tercelup. Berdasarkan persamaan di atas, kita bisa mengatakan bahwa gaya apung pada benda sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Ingat bahwa yang dimaksudkan dengan fluida yang dipindahkan di sini adalah volume fluida yang sama dengan volume benda yang tercelup dalam fluida. Pada gambar di atas, gurumuda menggunakan ilustrasi di mana semua bagian benda tercelup dalam fluida (air). Jika dinyatakan dalam gambar maka akan tampak sebagai berikut :
Apabila
benda yang dimasukkan ke dalam fluida, terapung, di mana bagian benda yang
tercelup hanya sebagian maka volume fluida yang dipindahkan = volume
bagian benda yang tercelup dalam fluida tersebut. Tidak peduli apapun
benda dan bagaimana bentuk benda tersebut, semuanya akan mengalami hal yang
sama. Ini adalah buah karya eyang butut Archimedes (287-212 SM) yang saat ini
diwariskan kepada kita dan lebih dikenal dengan julukan “Prinsip
Archimedes”. Prinsip Archimedes menyatakan bahwa :
Ketika
sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan
memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas
(gaya apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.
Dirimu bisa
membuktikan prinsip Archimedes dengan melakukan percobaan kecil-kecilan
berikut. Masukan air ke dalam sebuah wadah (ember dkk). Usahakan sampai meluap
sehingga ember tersebut benar-benar penuh terisi air. Setelah itu, silahkan
masukan sebuah benda ke dalam air. Setelah benda dimasukan ke dalam air, maka
sebagian air akan tumpah. Volume air yang tumpah = volume benda yang tercelup
dalam air tersebut. Jika seluruh bagian benda tercelup dalam air, maka
volume air yang tumpah = volume benda tersebut. Tapi jika benda hanya tercelup
sebagian, maka volume air yang tumpah = volume dari bagian benda yang tercelup
dalam air Besarnya gaya apung yang diberikan oleh air pada
benda = berat air yang tumpah (berat air yang tumpah = w = mairg
= massa jenis air x volume air yang tumpah x percepatan gravitasi). Volume
air yang tumpah = volume benda yang tercelup dalam air
Secara sistematis, hukum archimedes dapat ditulis
sebagai berikut :
FA = ρa Va
g
FA = gaya angkat ke atas pada benda (N) Va = volume zat cair yang
terdesak (m3)
ρa = massa
jenis zat cair (kg/m3) g
= percepatan gravitasi bumi (m/s2)
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Alat dan bahan
ü
Neraca pegas
ü
Gelas ukur
ü
Benda yang berbeda
jenis
ü
Beberapa jenis zat cair
B.
Langkah Kerja :
1.
Menyiapkan alat dan
bahan
2.
Mengikat benda dengan
tali pada neraca pegas, mengukur berat benda
diudara dan mencatat hasilnya
3.
Menimbang benda di
dalam air pada gelas ukur dengan neraca pegas, mencatat volum air sebelum (Vo)
benda di masukan dan volum setelah (V) benda dimasukan dan mencatatnya.
4.
Menghitung massa jenis
benda jika massa jenis air 1 gram/cm³.
Berat benda di
udara = ……………… volum air mula-mula(Vo) =………
Berat
benda dalam air = ……………… volum air
akhir (V) =………
Massa
jenis benda = ………………
5.
Mengulang dari langkah
nomor 2 dan 3 benda dimasukan ke dalam zat cair yang berbeda, dengan hasil massa
jenis (nomor 4), menghitung massa jenis zat cairnya dan memasukan data dalam
tabel
NO
|
Berat beban di udara(N)
|
Berat benda dalam zat cair (N)
|
Gaya ke atas (N)
|
Volum awal (Vo)
|
Volum Akhir (V)
|
Volum Benda(∆V)
|
Massa jenis zat cair
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
- Hasil Penelitian
No
|
Jenis zat cair
|
Benda
|
Berat beban di udara
(N)
|
Berat beban di dalam zat cair
(N)
|
Gaya ke atas
(N)
|
Volum awal (Vo)
|
Volum akhir (V)
|
Volum benda (ΔV)
|
Massa jenis zat cair
(ρ)
|
1
|
air
|
1
|
0,1 N
|
0,09 N
|
0,11
|
50 mL
|
53 mL
|
3 mL
|
1 gr/cm3
|
2
|
0,3 N
|
0,2 N
|
0,1
|
60 mL
|
10 mL
|
||||
3
|
0,2 N
|
0,1 N
|
0,1
|
58 mL
|
8 mL
|
||||
2
|
minyak
|
3
|
0,2 N
|
0,09N
|
0,11
|
50 mL
|
51,4 mL
|
1,4 mL
|
?
|
- Pembahasan
- Berat benda 1 di udara (Wu) = 0,1 N
Berat benda di air (Wa) = 0,09 N
Volume benda 1 di air (V akhir) =
53 mL
Volume benda 1 (ΔV) = 3 mL
Maka FA = Wu-Wa
= 0,01 N
- Berat benda 2 di udara (Wu) = 0,3 N
Berat benda di air (Wa) = 0,2 N
Volume benda 2 di air (V akhir) =
60 mL
Volume benda 2 (ΔV) = 10 mL
Maka FA = Wu-Wa
= 0,1 N
- Berat benda 3 di udara (Wu) = 0,2 N
Berat benda 3 di air (Wa) = 0,1 N
Volume benda 3 di air (V akhir) =
58 mL
Volume
benda 3 (ΔV) = 8 mL
Maka
FA = Wu-Wa
= 0,1 N
- Berat benda 3 di udara (Wu) = 0,2 N
Berat benda 3 di minyak (Wm) =
0,09 N
Volume benda 3 di minyak (V
akhir) = 51,4 mL
Volume benda 3 (ΔV) = 1,4 mL
Maka FA = Wu-Wm
= 0,11 N → 11 gr
·
Mencari
massa jenis benda dalam air
a.
Benda
1
ρ = m / ΔV
= 0,1 / 3
= 0,03 → 3 x 10-2 gr/cm3
b.
Benda
2
ρ = m / v
= 0,3 / 10
= 0,03 → 3 x 10-2 gr/cm3
c.
Benda
3
ρ = m / v
= 0,2 / 8
= 0,025
→ 2,5 x 10-2 gr/cm3
·
Mencari
massa jenis minyak
FA = ρ g v
ρ = FA / g v
= Wu-Wm
g.v
= 11 / 10 . 1,4
= 0,78 gram/cm3 → terbukti
Secara teori,
massa jenis benda di dalam zat cair adalah sama. namun, dalam percobaan yang
kami lakukan pada saat itu, terdapat sedikit perbedaan. Menurut kami, hal itu
terjadi dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti yang telah kami bahas
sebelumnya. Sedangkan pada pembuktian massa jenis minyak yakni 0,8 gram/cm3,
kami menemukan sedikit perbedaan pada hasil akhir dimana kami memperoleh nilai
untuk massa jenis minyak yaitu 0,78 gram/cm3. dalam pembulatan
bilangan matematika, perbedaan tersebut masih dapat ditolerir. Namun, apabila
dalam percobaan ternyata terdapat perbedaan, kiranya perlu diteliti kembali.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
- Banyaknya zat cair yang dipindahkan adalah sebanding dengan besarnya gaya ke atas dari zat cair (Wb = FA)
- Benda tenggelam karena ptelur > pair.
- Benda melayang karena ptelur = pair.
- Benda terapung karena ptelur <pair.
- Terbukti bahwa massa jenis minyak adalah 0,8 gr/cm3
- Hubungan massa jenis zat cair dengan gaya keatas adalah berbanding terbalik. Semakin besar massa jenis, maka gaya ke atas semakin kecil. Begitu juga sebaliknya.
- Massa jenis benda didalam zat cair adalah sama.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Cairan
dream-qudrotundreamer.blogspot.com
http://incyclopedia.blogspot.com/2010/03/prinsip-dan-rumus-hukum-archmedes.html
0 komentar:
Posting Komentar