Sunan Ngudung, Panglima Orang Alim

0 komentar


Setelah Sunan Ampel wafat, para santri memutuskan untuk mengakhiri kekuasaan Majapahit, karena Raja Brawijaya V mulai meminta bantuan Portugis untuk menekan Syiar Islam. Imam keempat masjid Demak, yang bertugas kira-kira 1521-1524 dan dilantik oleh Adipati Sabrang Lor (Adipati Yunus) dari Jepara, mati syahid melawan Majapahit. Ia dijuluki penghulu Rahmatullah di Undung atau Ngudung – mayoritas orang jawa menyebutnya Sunan Ngudung.
Dalam pertempuran habis-habisan itu, yang boleh jadi telah berakhir (1527 M) dengan direbutnya ibukota kerajaan tua tersebut, ia berjuang bersama anaknya yang kemudian lebih dikenal sebagai Sunan Kudus. Mereka memimpin pasukan “orang alim.”
Bagaimana cerita asal mula penyerangan pamungkas terhadap Majapahit itu? Setelah Sunan Ampel di Surabaya meninggal dunia, para santri memutuskan untuk mengakhiri kekuasaan tertinggi Raja Brawijaya V, sekalipun Sunan Kalijaga menentangnya. Menurut Raden Mas Sahid, nama kecil waliyullah tersebut, Raja Majapahit toh tidak pernah menghalangi dakwah Islam. Adipati Demak Bintara, Raden Patah, juga masih Seba, menghadap Raja, untuk membayar Upeti.
Akan tetapi, berbondong-bondong para santri, yang dipimpin Pangeran Ngudung dan pemimpin agama yang lain, tetap bergerak menyerang. Adik Raden Patah, Adipati Terung, Raden Kusen, menghindar dari tugas yang dibebankan Raja Majapahit untuk memerangi kaum pemberontak. Patih Gajahmada lah yang pertama-tama memukul mundur barisan orang alim itu di Tuban.
Dalam penyerangan kedua, yang hanya dipimpin oleh Pangeran Ngudung, sesuai denga keputusan para ulama, hanya anggota keluarga yang lebih muda ikut bertempur, tetap di bawah komando sang Patih, barisan Majapahit, yang di ikuti putra Mahkota Aria gugur, Pangeran Andayaningrat dari Pengging, Adipati Klungkung dari Bali, serta Adipati Pecat Tandha (kepala pasar atau pelabuhan  yang berhak menarik pajak) Terung, tampaknya begitu kuat.
Pertempuran menentukan terjadi di Wirasaba (Kini Majaagung), versi lain menyatakan terjadi di tepi sungai Sedayu. Andayaningrat gugur. Pangeran Ngudung terbunuh oleh tusukan keris Adipati Terung. Jenazahnya di bawa pulang ke Demak oleh pengikutnya untuk di kebumikan di sana.
Kisah kematian penghulu Rahmatullah ini termuat panjang lebar dalam kebanyakan naskah cerita  Jawa Tengah dalam berbagai versi. Yang ringkas ialah versi J.L.A. Brandes dan Serat Kandha edisi bahasa Belanda. Demikian juga dalam babat banten dan babat Tjerbon.
Menurut Sadjarah Banten, kejadian di Jawa Timur itu bertepatan dengan perkawinan putri Demak dengan keturunan pemimpin agama yang baru muncul di Cirebon. Penulisnya mengira, itu pernikahan antara putra Raja pertama Cirebon, Hasanuddin, Sultan pertama Banten, dan putri Sultan Trenggana dari Demak. Tetapi menurut Hoesin Djajadiningrat, perkawinan itu baru terjadi pada 1552 berbilang tahun setelah jatuhnya Majapahit pada 1527 itu.
Majapahit yang Mana?
Ada keanehan dalam fakta kejatuhan Majapahit itu. Benarkah peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1527? Secara umum diyakini Candra Senkala (kalimat ibarat tahun) untuk kejatuhan Majapahit ialah Sirna Ilang Kertaning Bumi atau tahun 1400 Syaka atau 1478 M, yang dengan jelas menggambarkan Raja Kertabumi alias Brawijaya V (1468-1478).
Dan lagi Raden Patah itu anak Brawijaya V yang dianggaap sebagai Raja terakhir Majapahit. Bagaimana mungkin ia menyerang ayahnya sendiri? Lebih dari itu, Panembahan Jimbun minta izin resmi kepada Raja untuk menyiarkan agama Islam, dan Raja Kertabumi memperbolehkannya. Jadi fakta yang sebenarnya ialah, Brawijaya itu Raja terakhir kerajaan Majapahit, keturunan Raden Wijaya gelar Kertarajasa Jayawardana (1294-1309), setelah Prabu Kertawijaya Brawijaya I (1447-1451), Prabu Rajaswardana Brawijaya II (1451-1453), Prabu Hyang Purwawisesa Brawijaya III (1456-1466), dan Prabu Pandansalas Brawijaya IV (1466-1468), sedangkan pada 1453-1456 terjadi kekosongan Tahta.
Penyerangan yang menjatuhkan Brawijaya V dilakukan oleh Prabu Girindrawardana Brawijaya VI (1478-1498) dari Keling, yang tak lain, adalah keturunan Prabu Jayakatwang, musuh Raden Wijaya. Girindrawardana dibantu oleh Patih Empu Tahan, ayah Raden Udara, yang kemudian merebut kekuasaan dan kemudian bertahta  sebagai Brawijaya VII (1498-1518). Keduanya masing-masing bertahta di Daha (keling) dan Kediri.
Dengan demikian, yang diserang Raden Patah melalui panglima perang Sunan Ngudung itu bukan Brawijaya V, melainkan Prabu Udara Brawijaya VII. Penyerangan tersebut berlangsung lima tahun dan berakhir pada tahun 1518. Sifat penyerbuan itupun bukan agresif, melainkan defensif, karena Prabu Udara mengirmkan utusan kepada Alfonso d’Albuquerque, Gubernur Jendral Portugis di Malaka, sebagai persiapan perang melawan Islam. Saat itu kesultanan Demak Bintara (1512) tampaknya mulai pesat berkembang.
Entah berkaitan entah tidak dengan penyerangan tersebut, Raden Patah wafat pada tahun (1518) dan tahta Demak di isi oleh putranya yang sulung, Adipati Yunus alias Pangeran Sabrang Lor (1518-1521).
Pertanyaannya, bagaimana mungkin Sunan Ngudung yang wafat pada penyerangan kedua dalam perang pada tahun 1513-1518 bertugas pada 1521-1524 setelah dilantik pada tahun 1521 oleh Pangeran Sabrang Lor? Dengan kata lain, bila angka tahunnya benar, yang dilantiik itu bukan Sunan Ngudung, melainkan Sunan Kudus.
Ketika menulis tentang Kudus, yang nama aslinya Ja’far Shadiq, MB. Rahimsyah A.R. dengan mengutip salah satu versi, menyatakan bahwa Sunan Kudus itu anak Raden Usman Haji atau Sunan Ngudung yang adalah keturuna Nabi Muhammad SAW.
Ia mengajukan silsilah berikut: Nabi Muhammad – Siti Fatimah yang menikah dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib – Sayyidina Husain – Sayyidina Zainal Abidin – Zainul Alim – Zain Al-Kubra – Zain Al-Husain – Maulana Jumadil kubra – Ibrahim Samarqandi – Raden Usman Haji, yang juga di kenal dengan sebutan Sunan Ngudung.
Bagaimana mungkin silsilahnya sependek itu, bandingkan dengan silsilah dari Nabi Muhammad SAW ke Syarif Hidayatullah, berdasarkan hasil olahan Pangeran Wangsakerta, sejarawan Cirebon sbad ke 17, yang cukup panjang (melalui India, Kamboja dan Mesir).
Kenapa silsilah Sunan Gunung Jati yang dipakai sebagai perbandingan?, alasannya adalah, mantan anggota Konstituante KH. Dachlan Abd. Qohar, dalam ijtihadnya, diantaranya dengan merujuk pada kitab Kanzul Ulum, karya Muslim pengembara dari Maghribi, Ibnu Batutah (1304-1377), menulis bahwa Sunan Kudus datang ke Tanah Jawa pada 1436 M, bersama saudaranya, Syarif Hidayatullah, untuk menggantikan dua wali sebelumnya yang wafat, Malik Isra’il dan Ali Akbar. Ia datang bersama Mushaf Al-Qur’an dan pemiliknya, Syarifah Alawiyah yang tak lain adalah bibinya. Ia beristri Siti Syari’ah binti Sunan Ampel.
Tentang Sunan Ngudung Pangeran Wangsakerta hanya menulis, “…Raden Umar Sahid Sunan Muria memperistri Dewi Sujinah, putri Sunan Undung…adik Sunan Kudus.”
Menurut Rahimsyah, Raden Usman Haji itu berasal dari Jipang Panolan. Akan tetapi ia menyebut letak Jipang Panolan itu di sebelah utara kota Blora. Padahal pada kenyataannya Jipang Panolan itu terletak di di barat Kota Cepu atau di selatan (sedikit ke timur) Blora.
Tapi menurut sejarawan Graaf dan Piqeaud benar bahwa Sunan Ngudung ialah julukan berdasarkan tempat tinggalnya – karena Ngudung atau Undung itu diperkirakan berada di utara Kota Kudus. Logika yang mungkin ialah Raden Usman Haji pindah dari Jipang Panolan ke Undung atau Ngudung karena dilantik jadi imam masjid Demak.
Sementara menurut Prof Hasanu Simon menyatakan, Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji juga bernama Syekh Sabil dan berasal dari Malaka. Dalam Walisongo, Sunan Ngudung bertugas sebagai Penglima Perang. Tugas ini diteruskan oleh putranya, Sunan Kudus.
 Wallahu ‘Alam Bish-Shawab!

Cara Mempercepat Game

0 komentar
Sebuah software yang berfungsi untuk menambah kecepatan dalam bermain game tanpa harus menambah memory (RAM). Dan ini merupakan trobosan baru agar tidak merogoh gocek dalam-dalam dengan membeli memory. Dengan aplikasi Game Booster anda bisa bermain game dengan nyaman atau enjoy.

Untuk menggunakan Game Booster anda harus siapkan softwarenya dulu. Bisa download disini
Langkah – langkah penggunaan
Instal gamebooster.exe
Buka aplikasinya
Kemudian pilih Game Defrag

Pilih game yang akan anda mainkan. Contoh : Pro Evolution Soccer 6. Klik Analyze

Tunggu sebentar. Kemudian Defrag.

Setelah defrag. Pilih OK

Kemudian pilih Main. Dan klik Switch to Gaming mode.

Setelah itu anda bisa bermain game sepuasnya. Selamat mencoba.

ga taulah

0 komentar
pedih hingga mata tak dapat melihat
ragu hingga hati dak dapat merasakan
segores luka di dalam benak
membuat semua semakin pedih

     ketika warna tak berdaya
     semua hampa bagai tanpa lidah
     seketika ranjau meledak dalam hati
     semua tercucur keluar
     tak berdaya . . . .
     lemah . . . .
     hilanglah sudah.....
     say good bye to u...








LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA GERAK HARMONIS AYUNAN SEDERHANA

0 komentar

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

GERAK HARMONIS
AYUNAN SEDERHANA
Disusun untuk memenuhu tugas pembelajaran
mata pelajaran kimia pada kelas xii
semester ganjil




Disusun oleh :
JONI ARISANDI
19
XI IPA3


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 JETIS
YOGYAKARTA
2010








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
      Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai dari yang ada dari diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat, energi yang kita pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada diluar diri kita, salah satu contohnya adalah permainan ditaman kanak-kanak, yaitu ayunan. Sebenarnya ayunan ini juga dibahas dalam ilmu fisika, dimana dari ayunan tersebut kita dapat menghitung perioda yaitu selang waktu yang diperlukan beban untuk melakukan suatu getaran lengkap dan juga kita dapat menghitung berapa besar gravitasi bumi di suatu tempat.
      Pada percobaan ini, ayunan yang dipergunakan adalah ayunan yang dibuat sedemikian rupa dengan bebannya adalah bandul fisis.
      Pada dasarnya percobaan dengan bandul ini tadak terlepas dari getaran, dimana pengertian getaran itu sendiri adalah gerak bolak balik secara periodia melalui titik kesetimbangan. Getaran dapat bersifat sederhana dan dapat bersifat kompleks. Getaran yang dibahasntentang bandul adalah getaran harmonik sederhana yaitu suatu getaran dimana resultan gaya yang bekerja pada titik sembarangan selalu mengarah ke titik kesetimbangan dan besar resultan gaya sebanding dengan jarak titik sembarang ketitik kesetimbangan tersebut. Maka dari itu saya mencoba mengukur percepata grafitasi yang ada di sekitar sekolahan apakah hasilnya sama seperti yang ada pada sumber-sumber buku atau literatur.

B.     Rumusan Masalah
Bagaimana mencari nilai percepatan gravitasi bumi di suatu tempat dengan menggunakan bandul dan apakah nilai tersebut sesuai dengan nilai konstanta percepatan gravitasi bumi (g = 9.8 m/s2) atau tidak ?

C.     Tujuan
      Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati perioda osilasi bandul dan kemudian menentukan besar percepatan gravitasi bumi di suatu tempat.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan yang ditempuh selalu sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu. Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
-                 Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan sebagainya.
-                 Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.

Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana.

11aGerak Harmonis Sederhana pada Ayunan
Besaran fisika pada Gerak Harmonik
Periode (T)
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki periode alias waktu yang dibutuhkan benda untuk melakukan satu getaran secara lengkap. Benda melakukan getaran secara lengkap apabila benda mulai bergerak dari titik di mana benda tersebut dilepaskan dan kembali lagi ke titik tersebut.

Jadi periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran (disebut satu getaran jika benda bergerak dari titik di mana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut ). Satuan periode adalah sekon atau detik.



Frekuensi (f)
Selain periode, terdapat juga frekuensi alias banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama satu detik. Yang dimaksudkan dengan getaran di sini adalah getaran lengkap. Satuan frekuensi adalah 1/sekon atau s-1. 1/sekon atau s-1 disebut juga hertz, menghargai seorang fisikawan. Hertz adalah nama seorang fisikawan tempo doeloe.

n  Periode adalah waktu yg diperlukan untuk melakukan satu kali gerak bolak-balik.
n  Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan dalam waktu 1 detik.
n  Untuk pegas yg memiliki konstanta gaya k yg bergetar karena adanya beban bermassa m, periode getarnya adalah :

n  Sedangkan pada ayunan bandul sederhana, jika panjang tali adalah l, maka periodenya adalah :



Hubungan antara Periode dan Frekuensi
11bFrekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi selama satu detik/sekon. Dengan demikian selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah :


11cSelang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah periode. Dengan demikian, secara matematis hubungan antara periode dan frekuensi adalah sebagai berikut :





Amplitudo (f)
Pada ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi, terdapat juga amplitudo. Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan. Pada contoh ayunan sederhana sesuai dengan gambar di atas, amplitudo getaran adalah jarak AB atau BC.


11dGerak Harmonis Sederhana pada Pegas
Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar a. Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak di-
berikan gaya luar (ditarik atau digoyang), sebagaimana tampak pada gambar B. Jika beban ditarik ke bawah sejauh y1 dan dilepaskan (gambar c), benda akan akan bergerak ke B, ke D lalu kembali ke B dan C. Gerakannya terjadi secara berulang dan periodik.


11e
 

11fKita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga dengan gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan. Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi setimbang (lihat gambar a).


Gambar b
 
 




11gApabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke posisi setimbangnya (gambar b).

Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali ke posisi setimbang (gambar c).

11hBesar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x = 0). Secara matematis di tulis :

Persamaan ini sering dikenal sebagai hukum hooke dan dicetuskan oleh paman Robert Hooke. k adalah konstanta dan x adalah simpangan. Hukum Hooke akurat jika pegas tidak di tekan sampai kumparan pegas bersentuhan atau diregangkan sampai batas elastisitas. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan x. Konstanta pegas berkaitan dengan kaku atau lembut sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin lembut sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Pegas dapat bergerak jika terlebih dahulu diberikan gaya luar.

Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada dasarnya sama dengan ayunan sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi dan amplitudo. Jarak x dari posisi setimbang disebut simpangan. Simpangan maksimum alias jarak terbesar dari titik setimbang disebut amplitudo (A). Satu getaran Gerak Harmonik Sederhana pada pegas adalah gerak bolak balik lengkap dari titik awal dan kembali ke titik yang sama.


Simpangan, Kecepatan, Percepatan
n  Simpangan Gerak Harmonik Sederhana
                                                   y = simpangan (m)
                                                   A = amplitudo (m)
                                                   ω = kecepatan sudut (rad/s)
                                                   f = frekuensi (Hz)
                                                   t = waktu tempuh (s)
Jika pada saat awal benda pada posisi θ0, maka

Besar sudut (ωt+θ0) disebut sudut fase (θ), sehingga








 


φ disebut fase getaran dan
Δφ disebut beda fase.

n  Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana
Untuk benda yg pada saat awal θ0 = 0, maka kecepatannya adalah :


 


                                                                       
Nilai kecepatan v akan maksimum pada saat cos ωt = 1, sehingga kecepatan maksimumnya adalah :


Kecepatan benda di sembarang posisi y adalah :


 



n  Percepatan Gerak Harmonik Sederhana
Untuk benda yg pada saat awal θ0 = 0, maka percepatannya adalah :


 

                                                              
Nilai percepatan a akan maksimum pada saat sin ωt = 1, sehingga percepatan maksimumnya adalah :

Arah percepatan a selalu sama dengan arah gaya pemulihnya.

Energi pada Gerak Harmonik Sederhana
Ø  Energi kinetik benda yg melakukan gerak harmonik sederhana, misalnya pegas, adalah


 


Karena k = mω2, diperoleh

Ø  Energi potensial elastis yg tersimpan di dalam pegas untuk setiap perpanjangan y adalah


Ø  Jika gesekan diabaikan, energi total atau energi mekanik pada getaran pegas adalah :




Semua benda yang bergetar di mana gaya pemulih F berbanding lurus dengan negatif simpangan (F = -kx), maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak harmonik sederhana (GHS) alias Osilator Harmonik Sederhana (OHS).












BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan :
a.       Beban 50 gram
b.      Benang 1,5 meter
c.       Mistar panjang
d.      Stopwatch
e.       Kertas grafik
f.       Statip

B. Langkah Kerja :
1.      Gantung tali sepanjang 120cm pada ranting
Ayun beban dengan simpangan 5cm, tentukan waktu untuk 10 getaran. Catat dan masukkan kedalam tabel data, pada lembar data yang telah tersedia. Ambil massa beban 50 gram.
2.      Ayun  beban 50 gram dengan simpangan 5cm dan panjang tali berubah menjadi 110 cm, 100 cm, 90 cm, dan 80 cm. Tentukan waktu untuk 10 getaran dan catat kedalam tabel.
3.      Ayun beban 50 gr, 100 gr, 150 gr, dan 200 gr dengan panjang tali yang sama yaitu 120 cm. Tentukan waktu untuk 10 getaran dan catat kedalam tabel.
4.      Jika titik O adalah titik keseimbangan ayunan dan titik P adalah merupakan simpangan terjauh beban, maka perhitungan 1 getaran diawali dari P-O-Q-O-P.
5.      Tentukan periode dari masing-masing ayunan.
6.      Tentukan harga T2 dan 1/T2. Dan Tentukan harga percepatan gravitasi dengan rumus :






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Massa beban = 50 gr, jumlah getaran = 10 x ayunan
No.
Panjang Tali (m)
Waktu untuk 10 ayunan (detik)
Periode
(T)
T2
1/T2
g
(m/s2)
1.
1,2
22,6
2,26
4,84
0,206
9,903
2.
1,1
21,5
2,15
4,41
0,226
9,962
3.
1,0
20,2
2,02
4,0
0,25
9,985
4.
0,9
19
1,9
3,61
0,277
9,957
5.
0,8
18
1,8
3,24
0,308
9,737

Panjang tali = 1,2 meter, jumlah getaran = 10 x ayunan
No.
Massa beban(kg)
Waktu untuk 10 ayunan (detik)
Periode
(T)
T2
1/T2
g
(m/s2)
1.
50
22,6
2,26
4,84
0,206
9,903
2.
100
22,6
2,26
4,84
0,206
9,903
3.
150
22,6
2,26
4,84
0,206
9,903
4.
200
22,6
2,26
4,84
0,206
9,903
5.













B. Pembahasan
            Percepatan gravitasi pada percobaan pertama dengan mengganti panjang tali menghasilkan lima hasil seperti yang terdapat dalam tabel di atas dan setelah saya rata-rata mendapatkan hasil yang sedikit beda dengan sumber-sumber atau referensi yaitu 9,9 m/s2. sedangkan pada sumber-sumber atau literatur yaitu 9,8 m/s2. Dari data yang kami peroleh dan dihitung dengan menggunkan rumus

            Dari hasil seperti pada tabel menunjukkan bahwa semakin panjang tali maka semakin besar pula periode tersebut. Sedangkan perubahan massa benda tidak dialami dengan bertambahnya periode bahkan bertambahnya massa periode selalu tetap sama.



















BAB V
KESIMPULAN
            Ternyata dari hasil yang kami lakukan saat mengukur percepatan grafitasi di lingkungan sekolah tidak seperti yang ada pada sumber-sumber buku atau literatur yang lain karena ketika kami mengukur mungkin pada penghitungan atau pengukuran kami kurang teliti sehingga membuat hasilnya kurang tepat.
            Panjang tali berbanding lurus dengan pariode, semakin panjang tali maka semakin besar pula periode tersebut. Sedangkan besar massa benda tidak berbanding lurus dengan periode, semakin besar massa benda periode tetap. Jadi panjang tali sangat mempengaruhi besar kecilnya periode, sedangkan massa benda tidak mempengaruhi periode.



















DAFTAR PUSTAKA

-          http//www.google.co.id “Getaran-gerak harmonik sederhana _ Gudang Ilmu Fisika_files” / www.GuruMuda.com
-          Supiyanto, 2005. Fisika SMA XI Kurikulum 2004. Jakarta : Erlangga.

Entri Populer