Laporan
Praktikum Kimia
Pembuktian
Sifat Larutan Penyangga
Disusun
oleh
Rifka
Mahera (01/ XI IPA3)
M.Luthfi
Mustofa (12/ XI IPA3)
Vibi
Primantono (14/ XI IPA3)
Lathifah
M ( / XI
IPA2)
SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 1 JETIS BANTUL YOGYAKARTA
2010/2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Larutan penyangga sangat penting
dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat
warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan
dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah
dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah
manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga
harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.
Untuk menjaga pH larutan agar tidak
mengalami perubaha yang mencolok, digunakan zat-zat yang bersifat penyangga. Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan
yang dapat mempertahankan pH pada kisarannya. Jika pada suatu larutan penyangga
ditambah sedikit asam atau ditambahkan sedikit basa atau diencerkan, maka pH
larutan tidak berubah.
Oleh karenanya, pada percobaan ini
akan digunakan larutan penyangga dari asam lemah (CH3COOH) dengan
garamya/basa konjugasi(CH3COONa) dan digunakan basa lemah(NH3)
dengan garamnya/asam konjugasi(NH4Cl) untuk menunjukkan sifat-sifat
larutan penyangga
B.
Rumusan
masalah
Bagaimana membuktikan sifat-sifat
larutan penyangga ?
C.
Tujuan
Untuk membuktikan sifat-sifat
larutan penyangga
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Prinsip kerja larutan penyangga
Sebenarnya penambahan sedikit asam,
basa, atau pengenceran pada larutan penyangga menimbulkan sedikit perubahan pH
(tetapi besar perubahan pH sangatlah kecil) sehingga pH larutan dianggap tidak
bertambah atau pH tetap pada kisarannya. Namun, jika asam atau basa ditambahkan
ke larutan bukan penyangga maka perubahan pH larutan akan sangat mencolok. Prinsip
kerja dari larutan penyangga yang dapat mempertahankan harga pH pada kisarannya
adalah sebagai berikut.
a. Larutan Penyangga Asam HA/A -
HA (aq) --> A - (aq) +
H + (aq)
Jika ditambah sedikit asam kuat (H + )
Ion H + dari
asam kuat akan menaikkan konsentrasi H + dalam larutan,
sehingga reaksi kesetimbangan larutan terganggu; reaksi akan bergeser ke kiri.
Namun, basa konjugasi (A - ) akan menetralisir H + dan
membentuk HA
A - (aq) +
H + (aq) → HA (aq)
sehingga pada kesetimbangan yang
baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H + yang
berarti, besarnya pH dapat dipertahankan pada kisarannya.
Jika ditambah sedikit basa kuat (OH - )
Ion OH - dari
basa kuat akan bereaksi dengan H + dalam larutan, sehingga
konsentrasi H + menurun dan kesetimbangan larutan
terganggu. Oleh karena itu, HA dalam larutan akan terionisasi membentuk H + dan
A- ; reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan
OH - (aq) +
H + (aq) → H 2 O (l)
HA (aq) → A - (aq) +
H + (aq)
sehingga, pada kesetimbangan yang
baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H + yang nyata;
pH larutan dapat dipertahankan pada kisarannya. Asam lemah dapat menetralisir
penambahan sedikit basa OH- .
HA (aq) + OH - (aq) →
A - (aq) + H 2 O (l)
Jika larutan penyangga diencerkan
Pengenceran larutan merupakan
penambahan air (H 2 O) pada larutan. Air (H 2 O)
akan mengalami reaksi kesetimbangan menjadi H + dan OH -,
namun H 2 O yang terurai sangat sedikit. Jadi, konsentrasi
H + dan OH -sangat kecil, sehingga dapat
diabaikan.
b. Larutan Penyangga Basa B/BH +
B (aq) + H 2 O (l) BH + (aq) +
OH - (aq)
Penambahan sedikit asam kuat (H + )
H + dari asam
kuat dapat bereaksi dengan OH - pada larutan, sehingga
konsentrasi OH - menurun dan reaksi kesetimbangan akan
bergeser ke kiri. Basa lemah (B) dalam larutan akan bereaksi dengan H 2 O
membentuk asam konjugasinya dan ion OH - .
H + (aq) +
OH - (aq) → H 2 O (l)
B (aq) + H 2 O (l) →
BH + (aq) + OH - (aq)
Pada kesetimbangan yang baru tidak
terdapat perubahan pH yang nyata, besarnya pH dapat dipertahankan. Basa lemah
dapat menetralkan penambahan sedikit asam (H + ).
B (aq) + H + (aq) →
BH + (aq)
Penambahan sedikit basa kuat (OH - )
Adanya basa kuat (OH - )
dapat meningkatkan konsentrasi OH - dalam larutan,
sehingga reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Namun adanya asam
konjugasi (BH + ) dapat menetralkan kehadiran OH - dan
membentuk B dan H 2 O. Sehingga pada kesetimbangan tidak
terdapat perubahan konsentrasi OH - yang nyata, dan pH
larutan dapat dipertahankan.
BH + (aq) +
OH - (aq) → B (aq) +
H 2 O (l)
Penambahan air (pengenceran)
Penambahan H 2 O
dalam larutan akan langsung terionisasi menjadi H +dan OH -,
namun konsentrasi H + dan OH - sangat
kecil, sehingga dapat diabaikan.
B. Larutan Penyangga
Larutan
penyangga atau larutan buffer adalah
larutan yang dapat mempertahankan pH pada kisarannya. Jika pada suatu larutan
penyangga ditambah sedikit asam atau ditambahkan sedikit basa atau diencerkan,
maka pH larutan tidak berubah.
1. Larutan Penyangga Asam
Larutan ini dapat mempertahankan pH pada
daerah asam (pH < 7). Larutan penyangga asam terdiri dari asam lemah (HA)
dan basa konjugasinya (A - ). Larutan ini dapat dibuat
dengan mencampurkan larutan asam lemah dengan garamnya. Contoh, larutan
penyangga dari campuran asam asetat dengan natrium asetat. Persamaan reaksinya
adalah sebagai berikut.
CH 3 COOH (aq) -->
CH 3 COO - (aq) +
H + (aq)
Larutan ini juga dapat dibuat dari
campuran asam lemah dengan basa kuat, dengan catatan basa kuat harus habis
bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanya terdapat asam lemah dan garamnya
(basa konjugasinya).
CH 3 COOH (aq) +
NaOH (aq) --> CH 3 COONa (aq) +
H 2 O (l)
HA (aq) -->
A - (aq) + H + (aq)
Asam lemah Basa konjugasi
2. Larutan Penyangga Basa
Larutan ini dapat mempertahankan pH
pada daerah basa (pH > 7). Larutan penyangga basa terdiri dari basa lemah
(B) dan asam konjugasinya (BH + ). Larutan ini bisa dibuat
dengan mencampurkan larutan basa lemah dengan garamnya. Contoh, larutan
penyangga dari campuran amonia dengan amonium klorida. Persamaan reaksinya adalah
sebagai berikut.
NH 3 (aq) +
H + (aq) --> NH 4 + (aq)
Larutan ini juga dapat dibuat dari
campuran basa lemah dengan asam kuat, dengan catatan asam kuat harus habis
bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanya terdapat basa lemah dan garamnya
(asam konjugasinya). Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
NH 3(aq) +
HCl (aq) --> NH 4 Cl (aq)
reaksi kesetimbangan pada larutan
penyangga adalah sebagai berikut
B (aq) +
H 2 O (l) --> BH + (aq) +
OH - (aq)
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Alat dan bahan
1. Alat
§ Indikator
universal
§ Skala
pH
§ Gelas
ukur 10 ml
§ Gelas
beker 100 ml
§ Gelas
beker 50 ml
§ Pipet
tetes
2.
Bahan
§ HCl
0,1 M
§ NaOH
0,1 M
§ CH3COOH
0,1 M
§ CH3COONa
0,1 M
§ NH3
§ NH4Cl
§ Air
suling
B. Langkah
kerja
1.
Campurkan 15 ml CH3COOH
0,1 M dengan CH3COONa 0,1 M
2.
Ukur pH larutan campuran
dengan indikator universal
3.
Siapkan 3 gelas beker
30 ml yang bersih kemudian isi dengan campuran masing-masing 10 ml, kemudian :
a. Masukan
5 tetes HCl 0,1 M kedalam gelas beker 1
b. Masukan
5 tetes NaOH 0,1 Mkedalam gelas beker 2
c. Masukan
5 tetes Air suling kedalam gelas beker 3
4.
Ukur pH pada ketiga
larutan tersebut dengan indikator universal
1. Campurkan
15 ml NH3 dengan NH4Cl
2. Ukur
pH larutan campuran dengan indikator universal
3. Siapkan
3 gelas beker 30 ml yang bersih kemudian isi dengan campuran masing-masing 10
ml, kemudian :
a. Masukan
5 tetes HCl 0,1 M kedalam gelas beker 1
b. Masukan
5 tetes NaOH 0,1 Mkedalam gelas beker 2
c. Masukan
5 tetes Air suling kedalam gelas beker 3
4. Ukur
pH pada ketiga larutan tersebut dengan indikator universal
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
pengamatan
Tabel 4.1
Pereaksi
|
pH awal
|
pH setelah penambahan
|
||
HCl
|
NaOH
|
Air suling
|
||
CH3COOH
+ CH3COONa
|
3
|
2
|
4
|
3
|
Tabel 4.2
Pereaksi
|
pH awal
|
pH setelah penambahan
|
||
HCl
|
NaOH
|
Air suling
|
||
NH3 + NH4Cl
|
10
|
9
|
11
|
10
|
B.
Pembahasan
Dari tabel 4.1 diatas
dapat diketahui bahwa pH awal penyangga asam dari asam lemah CH3COOH dengan
garamnya CH3COONa adalah 3, setelah mengalami penambahan 5 tetes asam kuat HCl
maka pHnya berubah menjadi 2, kemudian pada penambahan 5 tetes basa kuat NaOH
maka pHnya menjadi 4, dan pada penambahan 5 tetes air suling maka pH tetep 3.
Akan tetapi sesuai dengan teori, penambahan sedikit asam, sedikit basa ataupun
dilakukan pengenceran maka pH larutan tersebut tidak akan berubah.
Pada tabel 4.2
dapat diketahui bahwa pH penyangga basa dari basa lemah NH3 dengan garamnya
NH4Cl adalah10, setelah mengalami penambahan asam kuat HCl maka pHnya berubah
menjadi 9, kemudian pada penambahan basa kuat NaOH maka pHnya berubah menjadi
11 dan pada penambahan air suling maka pHnya tetap 10. Akan tetapi sesuai
dengan teori, penambahan sedikit asam, sedikit basa ataupun dilakukan
pengenceran maka pH larutan tersebut tidak akan berubah.
BAB V
KESIMPULAN
- Larutan CH3COOH dan CH3COONa merupakan larutan peyangga yang terdiri dari asam lemah dengan basa konjugasi/garam
- Larutan CH3COONa bertindak sebagai basa konjugasi/garam
- Larutan CH3COOH bertindak sebagai asam lemah
- Perbandingan antara pH awal dengan pH setelah penambahan HCl, NaOH maupun air suling adalah menurut teori tetap, namun dalam penambahan sedikit asam/basa maupun pengenceran tidak mengubah pH secara signifikan.
- Dalam pengamatan ini mungkin dapat terjadi kesalahan pH karena kurang teliti ataupun kesalahan saat pemberian titrasi.
0 komentar:
Posting Komentar